ACEHKITA | BANDA ACEH – Tak ada yang istimewa bagi Nurdin, 56 tahun, di pagi ini, Sabtu (13/6). Sudah dua jam mangkal di luar pagar selatan Masjid Raya, Baiturrahman, Banda Aceh, becaknya belum ada sewa.
Tiba-tiba seorang berseragam safari memintanya masuk ke pekarangan masjid. Ia manut. “Saya tidak menyangka. Sejak dari muda menarik becak, baru kali ini naik orang besar,” kata warga Lueng Bata, Banda Aceh ini.
Calon presiden Jusuf Kalla dan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf meminta diantar ke luar pekarangan masjid. Nurdin seketika senang, terlebih saat JK turun, ia dibayar 100 ribu. Padahal jarak yang ditempuh hanya sekitar 200 meter.
“Biasanya setengah hari saya menarik becak, hanya dapat 30 ribu. Hari ini sudah cukup buat beli satu sak beras.”
Anwar, 35 tahun, rekan seprofesi Nurdin juga ketiban rezeki. Ia mengangkut Mufidah, istri JK dan Darwati A Gani, istri Irwandi. Dalam jarak sama, Anwar dibayar 150 ribu.
Sebelum ke masjid raya, JK sempat bertemu dengan pengurus Partai Aceh dan berdialog dengan Pengurus Partai Golkar di Anjong Mon Mata.
Kedatangan capres Partai Golkar itu ke Aceh untuk berkampanye, punya arti tersendiri bagi tukang becak. JK sempat berdialog langsung dengan mereka di sekitar masjid raya.
Sekitar 50 tukang becak yang biasa mangkal di sekitar masjid raya juga mendapat sumbangan uang 50 ribu perorang, dari DPW Partai Golkar.
Nurdin sendiri punya kesan tersendiri saat mengangkut JK. “Saya sangat gugup dan hanya diam saja. Dia (JK) hanya menanyakan nama dan tempat tinggal saya saja,” ujarnya.
Uniknya, saking gugupnya, Nurdin sama sekali tak tahu orang di sebelah JK ternyata Irwandi Yusuf. “Saya baru tahu setelah keduanya turun dan berjalan,” katanya.
Meski bisa bertemu langsung dengan Wakil Presiden itu, Nurdin sama sekali tak kagum dengan JK. Bagi ayah lima anak ini, SBY masih menjadi tokoh favorit. “Saya tetap akan pilih SBY nanti,” katanya.
Hanya saja, Nurdin bercita-cita, anaknya yang masih SMP sekarang, bisa menjadi pengusaha dan tokoh terkenal seperti JK. “Saya sangat menginginkan anak saya bisa jadi seperti dia (JK,red). Tidak jadi seperti saya,” sebutnya.
Nurdin tergolong beruntung. Becak yang masih berbalut kredit itu sudah diduduki JK, sang penggagas damai Aceh. “Dulu saya lihat Pak Usop (JK —red) di TV, sekarang dia bisa naik becak saya.” []