BANDA ACEH | ACEHKITA.COM– orang tua pelaku pengrusakan Vihara Dharma Bhakti mengaku bahwa anaknya mengalami gangguan jiwa dan pernah di rawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banda Aceh selama enam bulan.
“Anak saya mengalami gangguan jiwa sejak beberapa tahun lalu,” kata ibu pelaku, Fatimah, saat ditemui di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, Banda Aceh, Selasa (2/7/2013).
Menurut Fatimah, anaknya itu mengalami gangguan jiwa saat masih bekerja di Sinabang. Setelah dijemput dari Sinabang, anaknya kemudian dirawat di RSJ selama enam bulan.
“Setelah dirawat enam bulan, dokter kemudian bahwa anak saya sudah sembuh. Tapi kami tetap mengawasinya dan membawanya ke dukun,” jelasnya.
Wahyudi yang juga pernah menjadi muazin di masjid tempat tinggalnya yaitu Desa Ujong Dua Blah, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar itu menghilang dari rumah sejak malam tadi setelah salat Isya. Mengetahui Wahyudi hilang, keluarganya kemudian berusaha mencarinya kesejumlah tempat dan berusaha menghubunginya melalui telepon genggamnya.
“Tapi saat kami hubungi dia tidak mengangkat telepon,” ungkapnya.
Fatimah mengetahui keberadaan Wahyudi tadi pagi setelah mendapat kabar dari warga bahwa anaknya mengamuk di Vihara Dharma Bhakti di Jalan Panglima Polem Peunayong, Banda Aceh.
“Setelah mendapat kabar itu, kami kemudian langsung pergi ke mari (RSUZA-red),” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya,seorang pria yang diduga kurang waras mengobrak-abrik Vihara Dharma Bhakti di Jalan Panglima Polem Peunayong, Banda Aceh, Selasa (2/7) pagi. Akibatnya, sejumlah patung di dalam vihara itu hancur.[]