BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Aktivis lingkungan hidup di Banda Aceh menyerukan anak-anak muda di Aceh untuk menjaga kelestarian hutan dan
lingkungan. Apalagi setiap tahunnya 20.796 hektar hutan Aceh musnah.
“Generasi muda wajib berperan dalam melestarikan hutan,” ajak Zahrul, koordinator aksi dari Komite Bersama Hijau Aceh, dalam aksi memperingati
Hari Lingkungan Hidup di Banda Aceh, Jumat (5/6).
Memperingati Hari Lingkungan Hidup, puluhan aktivis dan mahasiswa peduli lingkungan turun ke jalan. Mereka mementaskan teatrikal, mempertontonkan
dampak kerusakan lingkungan dan pencemaran udara terhadap masyarakat. Aksi teatrikal ini menyedot perhatian pengguna jalan di depan gedung Parlemen Aceh di kawasan Daud Beureu-eh, Kuta Alam. Usai beraksi di DPR Aceh, mereka melakukan long march menuju Taman Sari, dekat Masjid Raya Baiturrahman.
Sepanjang jalan, aktivis membagi-bagikan selebaran, yang mengajak pentingnya pelestarian hutan dan lingkungan untuk mencegah pemanasan global dan
berbagai kerusakan lingkungan lainnya.
Saat berorasi di depan gedung DPR Aceh, para aktivis berharap agar generasi muda Aceh mendorong penghentian eksplorasi hutan, serta pengelolaan hutan yang harus menjunjung tinggi nilai kearifan lokal.
Ikliluddin, salah seorang pendemo, menyebutkan, bencana banjir yang melanda berbagai kabupaten di Aceh dikarenakan kerusakan lingkungan dan banyaknya penebangan hutan. Pengrusakan hutan juga memicu terjadinya konflik antara satwa dengan manusia, kata dia.
“Kenapa lingkungan rusak?” tanya Ikliluddin, orator dari Universitas Syiah Kuala, “karena hilangnya kepedulian penghuninya. Kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi?” serunya melalui pengeras suara.
Selain mengingatkan masyarakat untuk tak menebang hutan, Ikliluddin juga mengajak warga kota tak membuang sampah sembarangan.
“Sampah musuh dalam hiruk-pikuk kehidupan. Akibat perkembangan teknologi kita lupa akan kebebasan hakiki, polusi, dan sampah non-organik adalah borgol lembut yang melingkari manusia sehari-hari,” kata Ikliluddin.