Thursday, April 25, 2024
spot_img

Anak-anak Ini Belajar di Lantai

NEUHEUEN | ACEHKITA.COM — Di atas tiga lembar tikar, anak-anak ini duduk lesehan. Mereka seksama mendengarkan apa yang disampaikan Mawardiati, guru yang berdiri di samping papan tulis berukuran 100×80 sentimeter itu. Sesekali, sambil tengkurap maupun jongkok, mereka mencoret buku sesuai dengan yang ditulis Mawardiati di papan.

Ibnu GP/ACEHKITA.COM
Itu adalah pemandangan sehari-hari proses belajar mengajar di Kelas I Sekolah Dasar Negeri 3 Neuheun, Aceh Besar. Tak ada meja dan kursi di kelas berukuran 6×6 meter itu. Ruangannya pun tak layak digunakan untuk tempat menempa pendidikan anak-anak ini. Dindingnya terbuat dari asbes. Plafon, di beberapa tempat, bolong, karena lapuk dimakan usia.

Di ruangan itulah, Tantia, Asri, Siti Mauluda, M. Yunus, Syawaluddin, Latania, Zulaikha, dan Abdul Azis, sudah tiga bulan belajar di atas tikar sambil lesehan, tengkurap, dan jongkok.

Mawardiati, guru mereka, sudah tiga tahun mengabdi. Saban hari, dia mengajar dalam kondisi yang sama: belajar di lantai pada SD Negeri 3 Nuehuen.

Sekolah ini terletak di Kompleks Cinta Kasih yang dibangun Tiongkok, China. Masyhur, kompleks perumahan korban tsunami di atas bukit ini, disebut sebagai Perumahan Jacky Chan. Perumahan ini terletak tak lebih 20 kilometer dari Banda Aceh. Butuh waktu tempuh kurang dari 30 menit dari ibukota Provinsi Aceh. Tahun 2011, anggaran pendidikan Aceh sebesar Rp801 miliar.

Fazlon, kepala sekolah SDN 3, mengatakan, selama tiga tahun mengeluh pada Dinas Pendidikan Aceh Besar agar sekolah yang dipimpinnya diberikan meja belajar.

“Namun sampai kini anak-anak masih tetap belajar di lantai,” kata Fazlon saat dijumpai di sekolahnya, Kamis (8/9). “Mereka hanya bilang kami harus bersabar.”

Ibnu GP/ACEHKITA.COM
Beruntung, belajar di lantai sekarang hanya dilakoni murid-murid kelas satu. Sedangkan murid kelas dua dan tiga, berkat usaha gigih, Fazlon mendapat pinjaman meja belajar dari beberapa sekolah yang ada di kawasan Neuhuen.

Fazlon mengaku juga pernah mengadukan kondisi sekolahnya ke Bupati Aceh Besar, bahkan ke Wakil Gubernur Aceh. “Tadi Pak Bukhari (Bupati Aceh Besar) sempat berkomunikasi dengan saya, beliau menjanjikan akan segera membawa meja belajar ke sekolah kami,” kata dia.

Menurut Informasi yang Fazlon terima, pemerintah Tiongkok hanya membangun sekolah, sedangkan perlengkapan sekolah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

“Ruang guru juga tidak ada meja maupun kursi, selama ini kami melakukan administrasi sekolah juga di lantai.”

Kata dia, kelas yang digunakan selama ini harusnya jadi ruang guru, namun karena enam ruangan belajar yang ada sudah tidak dapat digunakan kerana bocor dan banjir, maka terpaksa ruangan guru si sekat untuk dijadikan tiga kelas belajar.

“Di kompleks ini juga ada Taman Kanak-Kanak, kondisinya belajar mengajarnya tak lebih baik dari sekolah kami,” ujar Fazlon. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU