TANGSE | ACEHKITA.COM — Warga Tangse kembali memulai aktivitas mereka setelah pekan lalu dihantam banjir bandang. Proses belajar-mengajar di sejumlah sekolah yang tergenang lumpur, kini juga telah memulai aktivitasnya.
Pantauan acehkita.com pada Senin (5/3), aktivitas belajar-mengajar di sejumlah sekolah di daerah banjir bandang, sudah dimulai lagi. Hanya Sekolah Dasar di Desa Pulo Masjid yang belum memulai aktivitas karena sekolah itu tergolong parah dilanda banjir.
Di sana, sejumlah relawan terlihat masih membersihkan ruang belajar mengajar yang terendam lumpur. Di sekolah ini tak ada murid yang mengenakan seragam sekolah seperti biasa. Di samping SD tersebut juga terdapat sebuah dayah yang masih terlihat sebagian masih terendam lumpur.
Di Sekolah Dasar Pulo Seunom, aktivitas belajar mengajar sudah mulai normal. Sejumlah guru sudah kembali masuk kelas. Di sekolah ini terlihat mahasiswa dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ikut menjadi tenaga pengajar secara sukarela. Sejumlah sekolah di desa terkena banjir juga sudah mulai normal.
Tak hanya siswa, sejumlah warga juga sudah memulai aktivitas mereka sebagai petani. Warga terlihat sudah mulai menanam padi di sawah-sawah mereka. Tak sedikit juga warga yang harus rela sawah mereka terbawa air.
“Kami sebagian tidak bisa lagi bekerja, sawah kami sudah terendam banjir,” kata seorang petani.
Siaga
Sementara itu, sejumlah warga di Desa Krueng Seukeuk, mengaku trauma dengan banjir yang melanda desa mereka. “Kami sudah siap-siap kalau gunung Krueng Seukeuk meletus,” kata seorang warga.
Krueng Seukeuk telah mengalami banjir bandang dua kali dalam dua tahun terakhir. Karenanya, warga sudah bersiap-siaga menghadapi kemungkinan datangnya banjir susulan di kemudian hari.
“Kamoe kalheueh meupasoe bajei lam tas. Meunye banjir lom, kamoe tinggai plueng u tempat yang manyang (Kami sudah isi baju dalam tas. Kalau banjir lagi, kami lari ke tempat tinggi),” ujar warga tersebut.
Menurutnya, banjir bandang pekan lalu menyebabkan gunung di Krueng Seukeuk longsor. []