JAKARTA – Pemerintah memastikan segera membangun tol Aceh setelah mendapatkan instruksi dari Presiden Joko Widodo saat kunjungannya ke Aceh pekan lalu. Meskipun sebelumnya banyak terdengar opini yang menyangsikan keberlangsungan proyek ini.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Taufik Widjoyono mengatakan pihaknya telah bertemu dengan Gubernur Aceh Rabu (15/6/2016). Pertemuan tersebut, ujarnya, membahas mengenai detail studi kelayakan untuk selanjutnya ditindaklanjuti dengan penetapan lokasi oleh gubernur.
“Kami sudah bicarakan dan targetkan bahwa tahun ini penlok selesai dan juga bisa memulai pembebasan lahan,” katanya Rabu (15/6/2016)
Taufik juga menjelaskan pembangunan tol akan dilakukan penugasan kepada BUMN yakni Hutama Karya seperti yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 117/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 100 tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatra
“Karena ini kan sudah ada Perpres-nya dan pengusahaan selanjutnya dilakukan oleh Menteri PUPR. untuk menginstruksikan kepada Hutama Karya,” imbuhnya
Adapun dalam perpres tersebut terdapat empat ruas tol Aceh yang menjadi bagian dari 24 rua tol Trans Sumatera, antara lain ruas Binjai—Langsa, Langsa—Lhoksemawe, Lhokseumawe—Sigli, dan Sigli—Banda Aceh.
Dirjen Bina Marga Hediyanto W Husaini menyatakan kendati pembangunan tol Aceh ini sebelumnya tak termasuk dalam delapan ruas prioritas yang telah ditetapkan untuk pembangunan tahap pertama tol Trans Sumatera, namun tengah diupayakan agar pembangunan proyek ini dapat terlaksana.
“Hal itu telah menjadi risiko pemerintah, karena pembangunan ini bukan masalah sosial ekonomi saja tetapi juga masalah politik supaya Aceh jangan terlalu jauh bedanya dengan Sumatera Utara,” tekannya
Dia mengatakan saat ini tengah mematangkan kajian terhadap penetapan rute yang paling memungkinkan dari sisi Lalu-lintas Harian Rata-rata (LHR).
“Karena seperti yang sudah dijanjikan oleh Presiden, kami sebagai aparat negara tengah mencari solusi terbaiknya, apakah nanti akan dari Aceh melalui Lhokseumawe atau dari Binjai menuju Langsa” ujarnya
Menurut Hediyanto dengan minimnya kelayakan lalu lintas harian rata-rata (LHR) ruas tersebut yang diproyeksikan hanya sekitar 9.000—10.000 kendaraan/hari, maka pemerintah akan memberikan subsidi pendanaan bagi pengerjaan tol Aceh. “Ya tahun depan harus mulai konstruksi,” tuturnya
Sebelumnya Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Sigit Rusanto mengatakan pada dasarnya pihaknya siap menerima ruas tambahan selain delapan ruas prioritas bila pemerintah memberikan jaminan pengadaan tanah dan dukungan pendanaan.
“Yang delapan ruas prioritas itu saja belum semuanya tersentuh, tapi bagaimanapun juga bila itu keinginan presiden akan kita lakukan selama ada keputusan menteri. Jadi tidak menutup kemungkinan,” ujarnya.
Meski demikian, dia mengaku bahwa tol Aceh itu belum termasuk ke dalam rencana pembangunan Trans Sumatera tahun ini yang akan dikerjakan HK. Dia menyatakan ini pihaknya masih fokus mengerjakan delapan ruas prioritas.
Dari delapan ruas prioritas, baru tiga ruas yang tengah masa konstruksi oleh Hutama Karya, antara lain Medan—Binjai, Palembang—Indralaya, dan Bakauheni—Terbanggi Besar, sementara konstruksi tol Pekanbaru—Dumai rencananya baru akan dimulai dalam waktu dekat. []