MAKASSAR | ACEHKITA.COM — Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia memperoleh sertifikat uji kompetensi wartawan dari Dewan Pers, Kamis (1/12). Sertifikat ini diserahkan anggota Dewan Pers Wina Armada pada Kongres VIII AJI di Makassar, Sulawesi Selatan. Sertifikat ini menjadikan AJI sebagai salag satu organisasi penguji kompetensi wartawan selain Persatuan Wartawan Indonesia dan LPDS Dr Soetomo Jakarta.
Sertifikat diserahkan Wina kepada Ketua AJI Indonesia Nezar Patria pada pembukaan Kongres VIII di Hotel Aryaduta Makassar. “Dewan Pers dengan bangga memberikan sertifikat lembaga penguji wartawan bagi AJI. Dengan demikian, AJI berhak melakukan uji kompetensi terhadap wartawan dengan standard yang ditetapkan Dewan Pers,” kaga Wina Armada.
Wina menyebutkan, AJI bisa saja menguji kompetensi wartawan di Indonesia, baik yang tergabung dalam organisasi itu maupun wartawan di luar AJI.
Sebagai salah satu lembaga wartawan yang cukup kredibel, Wina meminta AJI untuk tidak menyalahgunakan wewenangnya dalam mengeluarkan sertifikasi kompetensi ini. Jadi yang lolos uji kompetensi merupakan yang benar-benar wartawan. “Jangan sampai ada pemodal yang bukan wartawan, tapi memperoleh sertifikat kompetensi wartawan ini,” sebut Wina.
Dewan Pers menerapkan uji kompetensi wartawan di Indonesia untuk meminimalisasi penyalahgunaan profesi kewartawanan. Ide ini dicetuskan pada peringatan Hari Pers Nasional di Palembang beberapa tahun lalu.
Menurut Wina, meski Dewan Pers memberlakukan uji kompetensi, wartawan merupakan profesi terbuka yang bisa dilakoni siapa saja. “Namun tidak semua wartawan yang jadi wartawan bisa membuka praktik. Hanya wartawan yang berkompeten saja yang bisa membuka praktik,” ujarnya.
Uji kompetensi wartawan, sebut Wina, akan memberikan single identity bagi wartawan di Indonesia. “Identitas tunggal ini bisa dilacak melalui komputer dan internet di seluruh Indonesia,” tandasnya. Single identity meminimalisasi peluang wartawan menyalahgunakan profesinya. []