Friday, March 29, 2024
spot_img

ACEHKITA-TV | Keajaiban, Kembali Setelah Tujuh Tahun Tsunami

MEULABOH | ACEHKITA.TV — Meri Yulandra, 15 tahun, merupakan gadis yang hilang dalam tsunami, 26 Desember 2004. Kala tsunami menghujam Desa Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Meri berusia delapan tahun. Ia sempat ditinggalkan di lantai dua pertokoan oleh ayahnya, Tarmius. Namun, setelah laut surut, Meri dan kakaknya, Yulisah (13), hilang entah ke mana.

Menurut Yusnidar, ibunya, Meri sempat berusaha berjalan kaki menuju arah Meulaboh, sebelum akhirnya bertemu seorang perempuan. Kelak, perempuan ini membawanya ke Banda Aceh. Di Banda Aceh, Meri berganti nama: Herawati.

Saban hari, Herawati tinggal bersama ibu angkatnya, Mak Je, di Kajhu, Aceh Besar. Pengakuan Meri aka Wati kepada acehkita.com, Mak Je memaksanya menjadi pengemis. Saban hari, ia mangkal di lampu merah Simpang Lima, Banda Aceh. Kadang kala, ia meminta-minta dari satu warung kopi ke warung kopi lainnya.

“Kalau saya tidak mau meminta-minta, saya dipukuli Mak Je,” kata Meri kepada situs ini.

Meri harus menerima aneka sabetan, cubitan, dan bahkan rambutnya dipangkas acak-acakan, kala menolak menjadi pengemis hingga jam 1 dinihari. Meri mengeluhkan sakit di bagian pinggangnya.

“Kadang-kadang, saya disuruh pulang ke rumah orangtua sama Mak Je,” ujarnya.

Pada Rabu, 21 Desember lalu, Mak Je mengantar Meri ke terminal Batoh, Lueng Bata. Mak Je menitipkan Meri kepada supir L300 dan membawanya ke Meulaboh. Di sana, ia sempat terkatung-katung sebelum akhirnya bertemu dengan seorang tukang becak.

Ingatan kanak-kanak Meri tak banyak. Ia hanya ingat pada Ibrahim, kakeknya, dan sepenggal nama kedua orangtuanya: Yus (Tarmius dan Yusnidar). Beruntung, tukang becak (dan beberapa orang yang dijumpai tukang becak) mengenali Ibrahim Nur, warga Desa Ujong Baroh.

“Saya mengenali anak saya dari tanda lahir berupa tupus (tahi lalat) dan luka di keningnya,” kata Yusnidar kepada acehkita.com.

Yusnidar dan suaminya mengaku sudah pasrah atas nasib kedua anaknya yang menjadi korban tsunami. Pelbagai upaya telah dilakukan. Setiap mendengar ada anak korban tsunami yang ditemukan, Yusnidar selalu berharap bahwa itu adalah anaknya.

“Saya mencari ke mana saja. Alhamdulillah, Allah mempertemukan kembali saya dan anak saya,” ujarnya.

Bagi Yusnidar dan Tarmius, Meri merupakan keajaiban yang diberikan Tuhan menjelang peringatan tujuh tahun tsunami, 26 Desember. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU