BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Muhammad Abrar Azhar dan Alvi Chairiah terpilih menjadi Agam Inong atau duta wisata Kota Banda Aceh setelah menyisihkan 14 pasangan lain. Mereka diharapkan mempromosikan wisata islami yang baru saja dicanangkan Pemerintah Kota Banda Aceh.
Penobatan Abrar dan Alvi dilaksanakan pada malam pemilihan puncak di Gedung AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala, Sabtu (4/4/2015) malam.
Berdasarkan laporan panitia, ke-15 finalis yang tampil malam tadi, sebelumnya dari 2-4 April 2015 telah menjalani masa karantina dan melewati beberapa tahapan seleksi. Mereka juga telah mendapat pembekalan dari pihak panitia antara lain soal kecantikan, berorganisasi, public speaking dan koreografi.
Selain berhak atas predikat Agam Inong (Duta Wisata) Banda Aceh 2015, pemenang dari ajang ini, yakni M Abrar Azhar dan Alvi Chairiah, juga berhak mendapatkan trofi penghargaan dan uang pembinaan. Selanjutnya mereka berdua akan mewakili Banda Aceh pada ajang pemilihan Duta Wisata tingkat Provinsi Aceh.
Selain Abrar dan Alvi, mereka yang masuk lima besar adalah Dwi Pragasa-Anna Hasanah, Angga Bagastama-Maghfirah Ramadani, Maulya Ridwan-Cut Raisa Priliya, dan Zulfahmi-Sendy Thasya Utami.
Sementara pasangan favorit pilihan penonton/masyarakat pada pagelaran Agam Inong kedelapan dan sudah digelar sejak 2007 ini adalah Bahrul Anwar dan Khalida.
Walikota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal didaulat menjadi juri kehormatan pada malam puncak pemilihan. Ia menanyakan sejumlah pertanyaan kepada para finalis lima besar Agam Inong 2015. Selain mengenai soal wisata islami, Illiza juga mengetes finalis dengan baca Quran.
Illiza menyebutkan, Duta Wisata Banda Aceh harus tampil berbeda dengan duta dari daerah lain. “Bukan cuma ganteng dan cantik, tapi harus menguasai khazanah budaya dan nilai-nilai islami. Bisa baca Quran ga? Ada ayat yang bisa dihafal?” tanya Illiza kepada salah satu peserta.
Para Agam Inong Banda Aceh, kata Illiza, harus menjadi trend setter bagi para remaja lainnya. “Teruslah berjuang untuk memperbaiki kualitas diri. Identitas keacehan kita harus jelas dengan melaksanakan apa yang Allah mau,” ujarnya.
Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Banda Aceh M Fadhil mengatakan, semangat pemilihan Duta Wisata tidak boleh jauh dari syariah. “Duta Wisata Banda Aceh harus memiliki intelektualitas dalam bidang agama,” kata dia.
Kata dia, Duta Wisata bukan hanya bertugas mempromosikan potensi daerah, tapi harus bisa berdakwah soal pelaksanaan Syariat Islam. “Sehingga nilai-nilai islami bisa menjadi daya tarik Kota Banda Aceh bagi para wisatawan,” sebut Fadhil. []