ACEH UTARA | ACEHKITA.COM — Sebanyak 54 etnis Rohingya terdampar di perairan Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Selasa (1/2). Mereka berhasil diselamatkan para nelayan pada pukul 14.00 WIB tadi.
Nelayan Krueng Geukuh berusaha mengevakuasi etnis Rohingya dari dalam perahu yang telah rusak dan mesinnya mati. Saat berita ini diturunkan, etnis Rohingya telah dievakuasi ke Desa Blukat Teubai, Kecamatan Krueng Geukuh.
Mereka ditampung di balai pengajian desa setempat. Puluhan warga Blukat Teubai membantu mereka dengan menyumbangkan makanan dan minuman. Kondisi mereka sangat memprihatinkan. Sejumlah di antara mereka dalam kondisi dehidrasi.
Setelah ditampung sementara di balai pengajian ini, mereka rencananya akan dilokalisasi di areal Pelabuhan Krueng Geukuh.
Panglima Laot Kecamatan Dewantara Jamali mengatakan, keberadaan etnis Rohingya itu diketahui nelayan yang sedang memancing sekitar 8 mil lepas pantai.
“Mereka melihat satu perahu penuh penumpang terombang-ambing dan penumpangnya memanggil nelayan kita untuk meminta makanan dan minuman,” kata Jamali.
Jamali menyebutkan, nelayan kesulitan berkomunikasi dengan mereka. Komunikasi hanya mengandalkan bahasa isyarat.
Ini merupakan kali keempat etnis Rohingya terdampar di perairan Aceh. Dalam catatan acehkita.com, gelombang pertama sebanyak 194 orang terdampar di Sabang pada 7 Januari 2009. Lalu sebulan kemudian, 3 Februari 2009, sebanyak 198 orang terdampar di perairan Idi Rayeuek, Aceh Timur.
Sementara pada 16 Februari 2011, sebanyak 129 warga etnis Rohingya terdampar di perairan Laweueng dan kemudian ditampung di Pelabuhan Malahayati, Aceh Besar.
Etnis Rohingya memilih bermigrasi ke negara lain karena tekanan politik dan ekonomi di negaranya, Myanmar. Etnis ini juga mendiami Sri Lanka. Etnis beragama Islam ini lari dari negaranya untuk mencari pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak. Tujuan mereka biasanya: Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Australia. []