BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Kepala Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL), Fauzan Azima, menyatakan, Rabu, bahwa sedikitnya 36.000 hektar hutan tutupan di KEL rusak akibat penebangan liar dan pembangunan jalan di lintasan hutan lindung tersebut.
Bila dipersentasekan, tambahnya, kerusakan hutan di KEL selama lima tahun terakhir sebesar 1,8 persen dari luas keseluruhan atau rata-rata 0,36 mengalami deforestasi (hilangnya tutupan hutan secara permanen maupun sementara).
Dia menambahkan, awal tahun 2005 luas tutupan hutan di KEL 1.982.000 hektar dan akhir 2009 mengalami deforestasi, sehingga luasnya tinggal 1.946.000 hektar.
BPKEL mendapatkan data kerusakan hutan itu dengan menggunakan metode penginderaan jauh, yaitu interprestasi citra satelit LANDSAT (USGS/NASA).
Berdasarkan citra satelit, kata dia, diketahui daerah-daerah yang mengalami kerusakan sangat parah, yakni Rawa Tripa (Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Barat Daya), Rawa Kluet (Aceh Selatan), daerah Karang Baru dan Manyak Payed (Kabuapten Aceh Tamiang), Lawe Mamas dan Lawe Alas (Aceh Tenggara), dan lintasan Peunaron-Lokop Serbajadi (Kabupaten Aceh Timur).
Selain akibat ilegal logging dan pembangunan jalan, kata Fauzan, kerusakan itu juga terjadi karena pembukaan lahan perkebunan, pertambangan, perambahan, transmigrasi dan bencana alam longsor.
Menurut dia, BPKEL saat ini sedang melakukan langkah-langkah strategis untuk menahan laju kerusakan hutan diantaranya dengan mengintensifkan monitoring terpadu, baik dari darat maupun udara termasuk pengambilan gambar melalui satelit. []