Friday, April 19, 2024
spot_img

206 Keluarga di Ulee Lheue Mengaku Belum Dapat Rumah

ULEE LHEUE | ACEHKITA.COM — Sebanyak 206 kepala keluarga (KK) korban tsunami di Ulee Lheue, Banda Aceh, yang mengaku belum mendapatkan rumah, menyurati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Rabu (23/12). Mereka meminta kepastian dari Pemerintah, kapan mereka mendapatkan rumah.

Chaideer Mahyuddin/ACEHKITA.COM
Chaideer Mahyuddin/ACEHKITA.COM
Dalam surat yang diteken koordinator warga korban tsunami Ulee Lheue, Bakhtiar HSB ini, juga ditebuskan kepada Menteri Perumahan Rakyat, jajaran Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kota Banda Aceh. Mereka mengungkap kekecewaannya terhadap Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Aceh Nias, yang tak adil membagikan rumah.

Bakhtiar mengatakan, 206 KK korban tsunami itu adalah warga Dusun Kakap, Tongkol, Tenggiri dan Bawal, Ulee Lheue.

“Sebagian mereka sekarang masih tinggal di barak, lainnya numpang di tempat famili seperti saya sendiri. Ada juga yang sewa rumah atau kawin dengan janda dan tinggal di rumah istri baru,” ujarnya.

Sebelumnya, kata Bakhtiar, mereka Sudah terdata di BRR sebagai calon penerima rumah. Malah 135 diantaranya sudah dinyatakan valid.
“Tapi anehnya semua tidak ada yang dapat,” kata dia.

Sebelumnya, BRR juga menjanjikan rumah bantuan yang dibangun di Desa Labuy, Baitussalam, Aceh Besar diperuntukkan untuk mereka.

Celakanya, saat mereka pindah (sebagian dari barak) ke Labuy, eh ternyata rumah di sana sudah berpenghuni.

“Kami balik lagi ke barak,” kata Mairia (28) seorang ibu rumah tangga korban tsunami, dan kini tinggal di barak Ulee Lheue.

Bakhtiar meminta penegak hukum mau mengusut persoalan ini, karena mereka menduga banyak terjadi kecurangan di sana dan melibatkan orang-orang berpower.

“Kami mengakui pembangunan rumah untuk korban tsunami berhasil dan sudah melebihi, tapi pembagiannya ini terkesan siapa kuat dia yang dapat,” ujar Bakhtiar.
Mereka juga mengaku kecewa dengan Pemerintah Aceh yang terkesan membiarkan korban tsunami yang masih tinggal di barak, khususnya di Ulee Lheue.

Karena, sudah lima tahun tsunami berlalu dan banyak pejabat Pemerintah Pusat yang bertandang ke Ulee Lheu, tapi terkesan keberadaan mereka di sana ditutup-tutupi.

Bahkan ada yang menyebutkan penghuni barak di sana adalah pekerja bangunan, bukan korban tsunami. “Ini yang paling kami sesalkan,” tutur Mairia.

Untuk itu, sejak hari ini mereka terpaksa mendirikan tenda di komplek wisata kuliner milik Pemko Banda Aceh dan berencana menginap di sana sejak malam ini. Bakhtiar mengatakan, mereka akan menampakkan ke para tamu dan juga Wakil Presiden Boediono yang akan hadir pada peringatan lima tahun tsunami di Ulee Lheu. Mereka berharap, kata Bakhtiar, Pemerintah memperhatikan penderitaan mereka.[]

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU