Saturday, April 20, 2024
spot_img

105 Pemakalah Tampil di Konferensi Internasional UIN Ar-Raniry

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Sebanyak 105 pemakalah dan presenter dari berbagai disiplin ilmu tampil pada Konferensi Internasional yang digelar di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, selama satu minggu, mulai 7 hingga 14 Agustus 2018. Konferensi ini merupakan gabungan antara Ar-Raniry International Conference on Islamic Studies (ARICIS) II dan International Conference on Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) VII.

“Ini merupakan konferensi internasional yang sangat bersejarah, karena dapat digabungkan antara ARICIS yang merupakan konferensi reguler yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali oleh UIN Ar-Raniry, sementara ICAIOS merupakan konferensi internasional yang dibentuk oleh tiga perguruan tinggi di Aceh dan UIN Ar-Raniry juga merupakan salah satu pengelola dari ICAIOS tersebut selain Unsyiah dan Unimal,” ujar Ketua Panitia, Dr. Teuku Zulfikar, di Auditorium Ali Hasjmy UIN Ar-Raniry, Kamis (9/8).

Disebutkan, pada tahun 2018 UIN Ar-Raniry menjadi tuan rumah ICAIOS VII, sehingga konferensi internasional ini digabung dengan ARICIS II menjadikan konferensi ini lebih bergaung kerena bergabung dua konferensi.

“Berlangsung selama satu minggu dengan berbagai kegiatan di antaranya bedah buku, sementara konferensi dilaksanakan selama dua hari (8-9 Agustus), diikuti oleh presenter dari dalam dan luar negeri,” ujarnya.

Tidak hanya peserta lokal, kata Zulfikar, peserta juga datang dari Finlandia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Turki. Sementar dari tingkat nasional hadir dari Malang, Bogor, Jakarta, Pare-pare serta dari beberapa kota di Sumatera.

“Semua presenter berjumlah 105 orang mempresentasikan makalahnya dalam berbagai panel yang telah ditentukan panitia, konferensi ini dibagi beberapa tepologi, pertama presentasi oleh 2 orang keynote speaker, 5 orang invited speaker, 5 orang featured speaker selanjutnya juga ada sejumlah presenter dan invited panel,” kata Zulfikar.

Disebutkan, dua keynote speaker yakni Prof. Anthony Reid, ahli sejarah Aceh dan Asia Tenggara, dan Prof. Eko Prasojo, ahli administrasi dari UI Jakarta, hadir juga pemakalah lainnya seperti Prof. Yusny Saby dari UIN Ar-Raniry, Prof. Farid Sufian Shuaib dari International Islamic University Malaysia (IIUM) serta puluhan pemakalah lainnya.

Menurut Zulfikar, secara umum para pemakalah membahas tentang keislaman, politik serta perdamaian, misalnya Anthony Reid dalam papernya menjelaskan tentang peran penting Aceh dalam sejarah Asia Tenggara. Sementara Yusny Saby menekankan pentingnya moderatisme Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia menyajikan dasar-dasar Islam Moderat yang bersumber dalam Al-Qur’an, Hadits, dan penafsiran para ulama terdahulu.

Sementara itu, Koordinator Kegiatan, Dr. Anton Widyanto menyebutkan, konferensi internasional tersebut dibuka secara resmi oleh Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, di Restoran Pendopo, Selasa (7/8) lalu.

“Tujuan konferensi ini antara lain untuk menciptakan nuansa akademik di perguruan tinggi khususnya di UIN Ar-Raniry semakin bergairah, mengingat bahwa fokus kita di UIN Ar-Raniry ke depan adalah riset university yang berkaliber internasional, even seperti ini sangat penting, untuk memperluas wawasan dan jaringan,” kata Anton.

Lebih lanjut, sebutnya, konferensi internasional ini nantinya akan melahirkan rekomendasi-rekomendasi antara lain bagaimana dapat memperkuat jaringan yang dimiliki perguruan tinggi, memperkuat jaringan penelitian. “Kerena dengan penelitian yang berkualitas, dan hasil dari materi yang telah ditampilkan pada konferensi ini akan dipublikasikan pada jurnal-jurnal terakreditasi di antaranya pada Jurnal UI, Jurnal Islam Futura Ar-Raniry yang juga terakreditasi nasional dan proceeding internasional,” pungkasnya.[]

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU